Sabtu, 18 Mei 2024
Beranda Pendidikan Angka Putus Sekolah di Papua Capai Ratusan Ribu, 553 Guru di Kabupaten...

Angka Putus Sekolah di Papua Capai Ratusan Ribu, 553 Guru di Kabupaten Ini Kerap Tak Berada di Tempat Tugas

PAPUA, JAGAINDONESIA.COM – Masalah tingginya angka putus sekolah di tanah Papua masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan hingga hari ini. Sebanyak 314.606 anak tidak bersekolah berada di empat provinsi baru yakni di Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat Daya

Rinciannya, jumlah anak tidak sekolah di Papua Tengah yang tertinggi sebanyak 95.380 orang, Papua Pegunungan mencapai 95.022 orang, Papua Selatan 92.988 dan Papua Barat Daya sebanyak 31.216 orang. Data ini diungkapkan oleh Peneliti demografi Universitas Papua Agus Sumule.

”Anak tidak bersekolah karena putus sekolah atau sama sekali tidak bersekolah sejak jenjang sekolah dasar. Hal ini terlihat dari angka rata-rata lama sekolah di empat provinsi baru ini belum mencapai 9 tahun,” ujar Sumule, dikutip dari kompas.id, Minggu (24/9/2023).

Menurutnya, paparan data ini berdasarkan kajian yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Papua. Ia menyebutkan, kajian data anak tidak bersekolah bersumber dari Neraca Pendidikan Daerah yang disiapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Sumule memaparkan sejumlah faktor yang menyebabkan kondisi itu antara lain minimnya sarana prasarana dan jumlah guru. Disebutkan berdasarkan hasil kajiannya, Papua Pegunungan kekurangan 4.272 tenaga guru, Papua Tengah 3.331 guru, dan Papua Selatan 3.167 guru. Sementara Papua Barat Daya masih membutuhkan 2.798 guru

”Pemerintah di empat provinsi ini harus memprioritaskan layanan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat hingga daerah terpencil. Salah satu upayanya adalah melengkapi setiap sekolah dengan fasilitas yang memadai dan guru yang jumlahnya cukup serta profesional,” jelasnya.

Sementara itu di Papua Barat, jumlah anak putus sekolah masih terbilang tinggi. Berdasarkan data terakhir, tercatat terdapat 68.988 anak yang putus sekolah di wilayah tersebut. Angka ini juga berdasarkan data akademisi Universitas Negeri Papua tahun 2022.

Terkait hal ini, Pj Gubernur Papua Paulus Waterpauw mengatakan sejumlah faktor penyebabnya adalah kurangnya tenaga pendidik, masalah ekonomi, hingga rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

Masih berdasarkan penelitian Universitas Papua, sebanyak 553 guru jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK di Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat Daya, seringkali tidak berada di tempat tugas.

Melansir dari Jubi, Jumat (22/9/2023), Agus Sumule menerangkan, Data Pokok Pendidikan (Dapodik) di Sorong Selatan menunjukkan jumlah guru SD mencapai 619 orang, 406 orang guru SMP, 112 orang guru dan 111 orang guru SMK. Akan tetapi, tim peneliti Universitas Papua menemukan sebanyak 224 guru SD, 203 guru SMP, 52 guru SMA, dan 74 guru SMK di Sorong Selatan tidak berada di tempat tugas.

Berdasarkan data itu, Sumule menyebut, angka kemangkiran guru tinggi. Penelitian ini didukung Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan dan dilakukan sejak Juni hingga Agustus 2023. Penelitian yang melibatkan 20 dosen dan 45 mahasiswa Pendidikan Guru Usia Dini (PGSD) Universitas Werisar.

Selanjutnya, temuan ini berdasarkan hasil penelitian tim di 120 kampung dan 2 kelurahan yang tersebar di 15 distrik dan melibatkan 3.652 responden.

“Hasil wawancara dengan masyarakat setempat kami buat presentasi. Ada sekitar 34 persen orangtua yang menyatakan guru tidak datang atau tidak mengajar secara rajin. [Jumlah setara] 34 persen itu tinggi. Mereka sendiri yang tahu guru hadir atau tidak, jadi kami pakai data dari masyarakat,” katanya, dikutip Senin (25/9/2023).

Adapun diantara faktor penyebabnya, menurut Sumule, yakni tentang jauhnya lokasi mengajar dan biaya yang dibutuhkan guru cukup besar untuk kembali ke lokasi mengajar dari wilayah kota. (UWR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terkini

- Advertisment -