Minggu, 13 Oktober 2024
BerandaBerita DaerahAji Kelono: Musikologi Sebagai Instrumen Pemetaan Sosial

Aji Kelono: Musikologi Sebagai Instrumen Pemetaan Sosial

SIDOARJO, JAGAINDONESIA.COM – Forum pemuda pelopor (FPP) Sidoarjo mengadakan kegiatan ngabuburit bersama dengan tema “Ngabuburit Sambil Upgrade Knowladge”. Kegiatan diselenggarakan di Graha Pemuda Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, Senin 26 April 2021.

Dengan mengundang seluruh lintas komunitas dan organisasi kepemudaan, kegiatan dimulai pukul 15.30 – 17.30 Wib.

“Terimakasih kami ucapkan kepada semua kawan-kawan yang hadir di acara FPP sore hari ini. Kegiatan diskusi pada kali ini sengaja kami selenggarakan sebagai komitmen untuk terus menjaga semangat dan menumbuhkan kepeloporan bagi generasi muda.” ungkap Dito selaku moderator dan  pengurus FPP Sidoarjo.

Dalam kegiatan tersebut, pemateri menyampaikan materi tentang musik dan hubungannnya dengan prilaku manusia.

Disebutkan bahwa beragam jenis musik yang ada di Indonesia mulai dari musik tradisional, dangdut, pop, jazz, punk, keroncong, metal hingga rock, dapat dipelajari langsung korelasinya dengan prilaku masyarakat.

 Ia menyebut bahwa musik klasik akan mengundang orang- orang yang memperhatikan kerapian dan keformalan dalam mengenakan pakaian. Maka umumnya,  orang-orang yang datang dalam acara adalah masyarakat yang menggunakan setelan jas.

Sementara keroncong merupakan musik yang dibawa oleh bangsa portugis ketika berada di wilayah nusantara untuk menarik simpati rakyat.

Musik juga sering digunakan dalam mendampingi aktifitas pekerjaan baik yang bersifat jasmani seperti olahraga dan senam, maupun yang bersifat aktifitas intelektual seperti menulis, dan aktifitas imaginal seperti menggambar bahkan melukis. Menurutnya, sifat dasar dari musik sendiri adalah memberi stimulus.

“Jadi belajar tentang musikologi bertujuan agar kita mampu mengoptimalisasi wilayah. Dengan mengetahui korelasi musik terhadap semua disiplin ilmu akan mempermudah kita melakukan pemetaan sosial. Misal di daerah yang mayoritasnya adalah anak kecil, musik tradisional dengan tembang- tembang dolanan itu sesuai karena bermuatan pendidikan. Atau musik kolaborasi yang menyisipkan alat tradisional seperti  kentongan, suling, angklung, kenong, atau gamelan yang juga berfungsi mengenalkan kebudayaan lokal kepada generasi setempat.” ungkap Aji Kelono sebagai narasumber.

“Kami harap pemuda pelopor mengerti segmentasi masyarakat. Sehingga suatu saat jika mengadakan acara pertunjukan musik di wilayah masing-masing tepat dengan keadaan sosialnya”. Jelas Aji Kelono yang juga pegiat kesenian lulusan ISI jogjakarta.

Acarapun dilanjut dengan sesi tanya jawab yang berjalan dengan santai dan penuh antusias dari peserta. Lalu menjelang adzan maghrib ditutup dengan buka bersama di area forum. (JI/WEY.sastra)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terkini

- Advertisment -