BINTUNI, JAGAINDONESIA.COM – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Pusat Komite Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PP Kompas Indo) melakukan aksi unjuk rasa di Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) Kamis, 21 Oktober 2021.
Kedatangan Kompas Indonesia bertujuan meminta KPK untuk segera memanggil dan memeriksa Markus Samaduda selaku Direktur Utama perusahaan daerah Perusda Bintuni Maju Mandiri di Kabupaten Teluk Bintuni terkait dugaan belum melakukan laporan pertanggungjawaban pada penyertaan modal anggaran 50 Miliar.
Terkait demo tersebut, Markus Samaduda S.Sos menegaskan bahwa isu tersebut tidak benar dan Perusda telah menyampaikan laporan pertanggungjawaban tahun 2018, 2019 dan 2020 oleh kantor akuntan publik independen. Selain itu, Markus menekankan bahwa Perusda juga telah diaudit oleh BPK RI dan tidak didapati temuan-temuan janggal.
“Isu itu tidak benar. Yang benar adalah kita (Perusda) sudah melakukan laporan pertanggungjawaban tahun 2018, 2019 dan 2020 oleh kantor akuntan publik independen. Kemudian kita juga sudah diaudit oleh BPK RI bahwa sama sekali tidak ada temuan karena kita sudah memberikan laporan pertanggungjawaban.”
“Jadi itu tidak betul, dan dana yang dipakai itu adalah dipakai untuk belanja aset bangun hotel dan resort, beli kapal SPBU 2 unit, siapkan fasilitas kantor dan lain-lain,” ujarnya, Jumat (22/10).
Markus menambahkan, demo mahasiswa itu positif dalam negara demokrasi. Selaku Direktur Utama Perusda Bintuni Maju Mandiri, ia berterima kasih karena hal itu merupakan bagian dari kontrol sosial agar Perusda lebih maju dan akan bekerja lebih maksimal untuk melakukan pelayanan publik.
“Kalau memang Perusda melakukan korupsi, hari ini Perusda tidak dapat atau kita tidak punya kepercayaan pablik dan mitra bisnis kita. Namun terbukti sampai hari ini Perusda masih tetap eksis, dimana Perusda melakukan pelayanan-pelayanan bagi masyarakat di Bintuni misalnya dengan melayani kebersihan Kota bekerja sama dengan Dinas PUPR kabupaten Teluk Bintuni, kemudian Perusda juga menyuplai tenaga kerja ke LNG Tangguh dan Perusda juga ditawarin untuk kerja sama dengan BP.”
“Dan bahkan kita diminta untuk dalam rangka pengembangan kawasan industri di Onar dimana Perusda juga dilibatkan. Ini artinya bahwa prospek untuk hadirnya perusahaan ini (Perusda) masih sangat dipercaya oleh masyarakat dan pihak-pihak lainnya,” tambah Markus Samaduda.
Menurut Markus, BPK juga menyatakan bahwa perlu adanya pada evaluasi untuk meningkatkan kualitas manajemen Perusa. Ia meyakini bahwa Perusda akan terus berjalan maju dan berkontribusi positif bagi pendapatan daerah. Ia juga mengakui bahwa Perusda masih menghadapi kendala-kendala operasional yang harus segera diselesaikan.
“Kendala kita hanya kenapa sampai tidak jalan disebabkan salah satu unit usaha kita yakni BBM yang kita supply kepada UPTPBJ kelistrikan atau ada utang dari UPTD kelistrikan sebesar 3 miliar yang belum dilunasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, UPTD kelistrikan baru melunasi utangnya sebesar Rp. 500 juta dan masih ada sisa yang hingga kini belum dilunasi. Hal itu dapat menjelaskan perputaran uang yang ada di Perusda yang belum terbayar dan menyebabkan muncul kendala. Ia juga menambahkan untuk pembangunan tersebut sudah mencapai 30% kemudian tidak berjalan karena supply dana dari penyertaan modal sisa tersebut belum diberikan oleh Pemda.
“Sehingga dana yang ada juga digunakan untuk belanja dua kapal SPBU 01 dan sistematik 02 dan punya standar yang cukup tinggi. Perusda ini kan berjalan dari nol jadi memang ini kita pakai untuk membangun infrastruktur bisnisnya seperti fasilitas kantor, aset kantor, rekrut tenaga kerja karyawan. Jadi menurut informasi yang diterima oleh mahasiswa, sebagai mahasiswa mereka harus kreatif sehingga datanya akurat,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sebelum melakukan demonstrasi, mahasiswa juga harus memiliki data yang akurat sehingga dapat memberikan advokasi yang benar kepada masyarakat. Sebagai kaum terdidik, mahasiswa diharapkan menjadi agen pengontrol yang baik dan juga memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Tapi kalau hanya dapat informasi sepihak seperti begini, itu bukan mahasiswa yang berkualitas. Ini hanya pesan sponsor. Tapi pada prinsipnya kita apresiasi terhadap apa yang dilakukan oleh mahasiswa, ini bagian dari social control, bagian dari evaluasi supaya Perusda akan lebih maju dan lebih baik. Demo ini kita ambil positifnya saja,” tutupnya. (MW)