PAPUA, JAGAINDONESIA.COM – Situasi gangguan keamanan yang meningkat di sejumlah daerah di Papua belakangan ini mendapat sorotan berbagai pihak, tak terkecuali Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko. Dalam sebuah video, Moeldoko mengatakan TNI dan Polri akan melakukan tindakan yang lebih tegas kepada kelompok separatis di Papua.
“Sekali lagi saya ingatkan TNI-Polri akan mengambil langkah yang lebih tegas, khususnya terhadap tiga kabupaten, yang kita lihat perkembangannya semakin tidak baik,” kata Moeldoko dikutip Kamis (27/4/2023).
Terkait tiga kabupaten yang dimaksud, Moeldoko menyebutkan ketiga kabupaten itu adalah Nduga, Intan Jaya dan Puncak yang meningkat tingkat kerawanannya lantaran kelompok separatis yang berulang kali beraksi.
Menurutnya, pemerintah berupaya melindungi masyarakat Papua dari kelompok separatis dan menjamin keamanan seluruh masyarakat Papua terutama yang berada di daerah-daerah rawan konflik bersenjata.
“Tugas negara bukan saja hanya memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, tetapi negara memberikan perlindungan kepada rakyat bangsa dan negara,” katanya.
Terlebih, baru-baru ini warga di Kabupaten Intan Jaya Papua Tengah dikabarkan mengangkat senjata turut melawan KKB. Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Herman Taryaman menyampaikan bahwa warga gerah lantaran kerap dijadikan tameng atas rentetan aksi teror KKB di wilayahnya.
Menurut Herman, warga di Intan Jaya kompak bertekad mengusir KKB dan tidak mau lagi dimanfaatkan. Dirinya mengatakan masyarakat resah dan merasa terancam karena KKB beraksi dalam dua hari berturut-turut pada 24-25 April.
“Karena itu masyarakat pun angkat panah untuk mengusir KKB apabila datang ke kampung merekaKKB kerap menjadikan warga sebagai tamengnya, h. ingga mengancam nyawa masyarakat,” tegas Herman dalam keterangannya, Selasa (26/4/2023).
Herman lantas menekankan bahwa aparat TNI dan Polri berkewajiban memberikan perlindungan kepada warga bersama dengan Forkopimda Kabupaten Intan Jaya.
“TNI-Polri tentu akan berada di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman. Dan saat ini siaga 1 dilakukan, guna mengantisipasi adanya serangan susulan,” kata Herman menambahkan.
Di sisi lain, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah menerapkan status siaga tempur untuk menghadapi KKB di Papua. Terhadap beragamnya tanggapan publik, Yudo menekankan bahwa prajurit TNI yang bertugas di Papua akan tetap menggunakan pendekatan defensif meski operasinya di Papua kini sudah berstatus siaga tempur.
Yudo Margono mengatakan, status operasi siaga tempur bukan berarti prajurit TNI yang ada di Papua akan melakukan serangan atau pendekatan ofensif terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB).
“Bukan, bukan ofensif, kita tetap defensif, tapi mereka harus siap karena memang di daerah yang kerawanannya tinggi, sehingga harus siaga tempur tadi,” kata Yudo Margono di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (26/4/2023).
Menurutnya, prajurit yang bertugas di daerah-daerah yang kerawanannya tinggi ditingkatkan operasinya sehingga dalam status siaga tempur demi mengantisipasi serangan dari pihak lawan. Panglima TNI menerapkan status siaga tempur ini usai lima prajurit TNI gugur lantaran diserang KKB saat berupaya membebaskan pilot Susi Air, Philip Marks Methrtens.
“Jadi jangan dipelesetkan itu operasi militer, bukan, belum operasi militer. Siaga tempur itu untuk menumbuhkan naluri militer pada para prajurit,” ujar Yudo Margono. (UWR)