Sabtu, 4 Mei 2024
Beranda Berita Daerah Mendagri Diminta Segera Nonaktifkan Lukas Enembe, Perlu Ada Penjabat Gubernur

Mendagri Diminta Segera Nonaktifkan Lukas Enembe, Perlu Ada Penjabat Gubernur

PAPUA, JAGAINDONESIA.COM – Gubernur Papua Lukas Enembe dikabarkan menderita stroke hingga ia tidak bisa menghadiri dua kali panggilan pemeriksaan KPK di Jakarta. Lukas Enembe sebelumnya terlihat dalam sebuah video dimana ia menerangkan kondisi kesehatannya yang masih belum bisa banyak berbicara dan berjalan serta masih harus mengonsumsi sejumlah obat-obatan.

Kondisi kesehatan Gubernur Papua ini turut menjadi perhatian dan dikeluhkan masyarakat Papua terutama terkait dengan aktivitas pelayanan pemerintahan. Respons itu diantaranya berasal dari Koordinator Cendekiawan Muda Papua, Paulinus Ohee.

Paulinus Ohee meminta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk menonaktifkan Gubernur Papua Lukas Enembe lantaran kondisi kesehatan Lukas dan aktivitasnya yang terbatas.

Menurut Paulinus, kondisi Lukas Enembe tak hanya mengakibatkan dirinya tidak bisa memenuhi panggilan KPK, namun juga berdampak pada jalannya pelayanan publik bagi masyarakat Papua.

“Kondisi gubernur dalam keadaan sakit. Namun, pemerintahan harus tetap berjalan. Dalam hal ini Menteri Dalam Negeri harus menonaktifkan gubernur untuk pemulihan kesehatan dan menjalankan proses hukum yang sedang dihadapi,” kata Paulinus dalam keterangannya, Senin (17/10/2022).

Lebih lanjut, Paulinus menilai bahwa dengan dinonaktifkannya Lukas Enembe akan banyak berdampak positif bagi Lukas Enembe, pemprov Papua dan masyarakat Papua. Dengan begitu, menurutnya, Lukas akan dapat lebih fokus pada pengobatan dan pemulihan kondisi kesehatannya dan dapat lebih fokus menghadapi kasus dugaan suap dan gratifikasi yang sedang menjeratnya.

Selain itu, kinerja pemprov Papua juga akan berjalan optimal dalam melaksanakan tugas pelayanan publik bagi masyarakat. Sebab menurut Paulinus, seorang gubenur sangat penting untuk dapat berada di kantor pemerintahannya selaku kuasa pengguna anggaran.

Dengan pertimbangan itu, Paulus berpendapat perlu segera ada penjabat gubernur Papua agar roda pemerintahan Pemprov Papua berjalan lancar dan optimal. Terlebih, saat ini gubernur Papua juga belum memiliki wakil gubernur sepeninggal wafatnya Klemen Tinal.

“Penting sekali untuk adanya penjabat gubernur untuk melaksanakan proses pelayanan publik oleh pemerintah,” ungkap Paulinus.

Lukas Enembe Dinonaktifkan Sementara sebagai Ketua DPD Demokrat Papua

Terkait kondisi Lukas Enembe, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga mengungkapkan riwayat penyakit Lukas. Menurutnya, Partai Demokrat juga mengalami kesulitan berkomunikasi dengan kadernya di Papua itu lantaran sedang sakit.

Bahkan AYH menyampaikan Lukas Enembe 4 kali mengalami serangan stroke dalam 4 tahun terakhir.

“Memang ada kesulitan komunikasi dengan Bapak Lukas karena kondisi beliau yang sedang sakit. Dalam 4 tahun terakhir ini, Pak Lukas sudah 4 kali terkena serangan stroke sehingga beliau ada keterbatasan dalam berjalan maupun berbicara,” ujar AHY,  saat konferensi pers di Taman DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022).

AHY juga memutuskan untuk menonaktifkan sementara Gubernur Papua Lukas Enembe dari jabatan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Papua. Ia mengatakan, keputusan itu dilakukan Demokrat agar Lukas Enembe dapat berfokus penuh dalam menghadapi proses hukumnya di KPK sebagai tersangka. 

“Kami mendukung upaya Pak Lukas mencari keadilannya, selama proses itu berjalan mengingat Pak Lukas berhalangan untuk melaksanakan tugasnya atau nonaktif, maka kami menunjuk Saudara Willlem Wandik sebagai Pelaksana Tugas Ketua DPD Partai Provinsi Papua,” kata AHY. (UWR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terkini

- Advertisment -