Manokwari, 28 Juli 2025 — Anggota DPD RI dari Provinsi Papua Barat, Dr. Filep Wamafma, S.H., M.Hum., menggelar kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari, Jl. Karya Abri No. 2, Sanggeng (28/07). Kegiatan ini mengangkat tema: “Membangun Karakter Bangsa di Era Digital melalui Penguatan Empat Pilar MPR RI.”
Dalam paparannya, Dr. Filep menekankan bahwa Empat Pilar MPR RI yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar slogan politik, melainkan fondasi utama dalam membentuk karakter bangsa, khususnya di tengah arus deras digitalisasi yang melanda seluruh sendi kehidupan.
“Di era digital ini, karakter bangsa diuji oleh banjirnya informasi, disrupsi nilai, dan krisis identitas. Maka, Pancasila harus menjadi kompas moral, bukan hanya hafalan,” tegas Dr. Filep di hadapan mahasiswa hukum STIH Manokwari.
Dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI tersebut, mahasiswa hukum diajak untuk tidak hanya menjadi mahasiswa yang memahami aturan hukum secara tertulis, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Mereka didorong menjadi agen perubahan yang membawa semangat keadilan, persatuan, dan kemanusiaan dalam kehidupan masyarakat dan praktik hukum sehari-hari.
“Hukum tanpa karakter akan melahirkan ketidakadilan. Maka, pembangunan karakter melalui Pancasila adalah tugas utama calon-calon penegak hukum,” ujar Dr. Filep.
Ia juga mengingatkan bahwa di tengah era digital, mahasiswa masih mudah terpapar hoaks, radikalisme digital, dan polarisasi opini. Oleh karena itu, nilai-nilai kebangsaan dalam Empat Pilar harus menjadi filter dalam menggunakan teknologi dan media sosial.
Menurut Filep Wamafma, karakter bangsa tidak dapat dibangun secara instan. Ia tumbuh melalui pendidikan nilai, keteladanan, dan keteguhan dalam menjalankan prinsip hidup berbangsa dan bernegara. Pancasila, sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa, mengajarkan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab, antara hak dan kewajiban.
“Mahasiswa sebagai generasi digital tidak boleh tercerabut dari akar ideologi. Di sinilah pentingnya sosialisasi Empat Pilar untuk menjaga fondasi bangsa tetap kokoh di tengah perubahan zaman,” jelasnya.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, di mana mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi terhadap tema yang diangkat. Sosialisasi ini menjadi pengingat bahwa kemajuan teknologi hanya akan bermakna jika diiringi dengan kemajuan moral dan karakter yang berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa.