BINTUNI, JAGAINDONESIA.COM – Seorang aktivis peduli lingkungan, Maikel Werbete mengatakan bahwa pembabatan hutan oleh PT. Wijaya Sentosa dalam memenuhi kebutuhan produksinya mengakibatkan hulu sungai Wagen di Kampung Obo tercemar.
“PT. Wijaya Sentosa hendaknya memperhatikan dampak pembabatan hutan terhadap ekosistem dan habitat sekitar agar tidak mencemari lingkungan. Hutan ini menjadi rumah bagi kami orang Papua atau menjadi ibu bagi kami. Tanpa hutan kami tidak bisa hidup karena kami masih membutuhkan hutan yang menjadi sumber kehidupan bagi kami,” kata Maikel, Senin (23/6/2025).
“Kasihan melihat kondisi sungai Wagen yang dulunya tempat saya mandi kini menjadi tercemar akibat hutan dibabat. Suara burung cendrawasih juga menghilang. Hanya bunyi alat-alat dan mesin yang terdengar,” katanya lagi.
Terkait hal ini, Maikel berharap Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup dapat terus memonitor wilayah kerjanya dan mendengarkan keluhan kami.
“PT. Wijaya Sentosa dan PT Wukira Sari ini berada di Wondama dan Kaimana, kenapa hutan di Bintuni dibabat. Sementara sebagai daerah terdampak kita sulit maju, maaf kata fasilitas publik saja seperti air breath, puskesmas, dan hunian layak saja tidak kami lihat. Sudah pasti pendidikan akan buruk bagi saya selaku anak Papua ini sangat miris,” ujarnya.
“Jika kita biarkan sama saja kita juga membantu dan memelihara kejahatan lingkungan ini. saya berharap stakeholder terkait kita kurangi kejahatan ini dan kampanyekan bersama agar lingkungan kita terjaga dan terus lestari,” pungkasnya. (MW)